Organisasi : Kunci Sukses
Implementasi Rencana Strategis
Orang
mengatakan bahwa membuat perencanaan jauh lebih mudah dari pada
mengimplementasikannya. Anggapan ini sangat beralasan karena proses formulasi
strategi hanya melibatkan sedikit orang yang terdiri dari manajemen tingkat
atas, sedangkan implementasi renca...na strategis selalu melibatkan banyak
orang dengan berbagai level dan fungsi yang beragam.
Menurut
Mc Kinsey, perubahan rencana strategis perusahaan seharusnya mempunyai
implikasi terhadap perubahan organisasi. Agar strategi perusahaan bisa
diimplementasikan dengan baik, maka perubahan strategi secara serempak harus
diikuti pula dengan penyesuaian organisasi agar sesuai dengan tuntutan strategi
yang akan dijalankan.
Organisasi
dalam artian luas tidak hanya berarti struktur saja, tetapi juga mencakup
sistem, kompetensi (staff & skill), serta kultur (shared value, style).
Faktor faktor dalam organisasi yang berpengaruh terhadap keberhasilan
implementasi perusahaan ini selanjutnya disebut sebagai 7's Mc Kinsey:
- Strategy :
Cara
suatu perusahaan/organisasi dalam mencapai sasaran dan meningkatkan posisi
persaingan yang lebih baik
- Structure :
Upaya
pembagian fungsi & tugas dalam perusahaan agar segala sesuatunya dapat
berjalan secara tepat.
- System :
Mekanisme/prosedur
yang membuat struktur organisasi dapat berjalan: sistem perencanaan,
pengendalian, budgeting, reward & punishment, dsb
- Skill :
Kemampuan
SDM yang diperlukan untuk menjalankan strategi.
- Staffing :
Alokasi
dan penempatan SDM sesuai dengan kebutuhan skill, knowledge,
attitudelmentality.
- Style :
Gaya
manajemen yang diaplikasikan untuk menggerakkan organisasi.
- Shared Value :
Nilai
nilai yang ditumbuhkembangkan untuk mengikat seluruh elemen organisasi.
Secara
umum pendapat Mc Kinsey ini didukung oleh Igor Anshoff. Jika Mc Kinsey
menyatakan bahwa perubahan organisasi merupakan konsekwensi dari perubahan
strategi, maka Igor Anshoff mengatakan bahwa implementasi strategi seringkali
mengalami kegagalan yang disebabkan oleh karena organisasi yang ada tidak
mempunyai kapabilitas dan mentalitas pimpinan yang tidak mendukung, atau tidak
adanya sistem motivasi untuk berfikir dan berbuat secara strategis.
Selanjutnya
Patrick E. Connor & Linda K. Lake mempunyai pandangan bahwa tuntutan
perubahan organisasi dapat juga berasal dari adanya perubahan internal dan
perubahan lingkungan bisnis yang berpengaruh. Sebagaimana lingkungan bisnis,
organisasi seharusnya juga bersifat dinamis dan secara fleksibel mudah
menyesuaikan diri dengan setiap perubahan. Kemampuan untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan akan menentukan kelangsungan hidup organisasi. Karena itu
mengelola organisasi berarti mengelola perubahan.
Karakteristik
Proyek Strategis
Setiap
perusahaan yang berorientasi bisnis selalu menginginkan adanya pertumbuhan yang
berkesinambungan (sustainable growth). Oleh karena itu ciri ciri dari
perusahaan yang going concern adalah adanya program investasi (capital
expenditure program). Namun demikian tidak semua proyek investasi bersifat
strategis. Sebagai contoh, investasi untuk pemeliharaan rutin yang ditujukan
untuk mempertahankan performance pabrik bukanlah proyek strategis karena
investasi tersebut merupakan bagian dari operasional perusahaan.
Karakteristik
dari Proyek Strategis adalah:
•
Menyerap dan mengikat dana dalam jumlah relatif besar dalam jangka waktu lama.
Sebagai konsekwensinya, fika terjadi kesalahan dalam perencanaan dan evaluasi
kelayakan investasi, dampak negatif yang diderita perusahaan akan berlangsung
dalam jangka panjang.
•
Manfaat yang akan diperoleh perusahaan (misalnya keuntungan) baru akan
dinikmati beberapa waktu kemudian (bulan atau tahun) setelah investasi
dilakukan.
•
Tingkat resiko yang ditanggung perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan
investasi lain yang dilakukan dalam jangka pendek (misalnya penambahan jumlah
persediaan, piutang dagang, dlsb.)
•
Keputusan investasi proyek yang keliru tidak dapat direvisi begitu saja tanpa
menderita kerugian yang besar (barrier to exit besar)
Pengorganisasian
Proyek
Salah
satu karakteristik proyek strategis adalah selalu menyerap biaya investasi yang
relatif besar. Dalam skala pengelolaan proyek yang konvensional, pinjaman
selalu disertai dengan adanya jaminan collateral yang belum tentu dapat
dipenuhi oleh per Usahaan. Oleh karena untuk mendorong investasi timbul skema
investasi yang disebut dengan project financing. Dalam skema ini sebagai
pengganti collateral pada proyek konvensional, maka risiko investasi didistribusikan
kepada para pihak yang terkait. Sebagai konsekwensinya kompleksitas pengelolaan
proyek menjadi semakin bertambah, karena pengelolaan proyek juga harus
dikaitkan dengan upaya untuk memperoleh sumber sumber pendanaan. Komponen
penting dalam pengorganisasian proyek dapat diuraikan sebagai berikut,
(1)
Struktur
Struktur
organisasi disusun untuk pembagian fungsi & tugas agar segala sesuatunya
dapat berjalan secara tepat. Dalam organisasi proyek strategis, struktur
seharusnya dibuat untuk mengakomodasi kompleksitas proyek yang ditangani.
Sebagai gambaran, sebuah proyek yang dirancang dengan project financing
seharusnya berbeda struktur organisasinya dibandingkan dengan proyek lain yang
didanai dengan commercial loan, karena kompleksitas pennasalahan yang dihadapi
jelas berbeda. Oleh karena itu pendefinisian activity breakdown sangat
diperlukan sebelum merancang struktur organisasi.
Pembagian
fungsi & tugas pada hakekatnya adalah pendistribusian otoritas dan
kewenangan. Ketepatan dalam pendistribusian otoritas dan kewenangan akan
menentukan efisiensi struktur organisasi. Ketegasan mengenai otoritas dan
kewenangan akan mendukung keberanian membuat keputusan yang didalam proyek
biasanya diperlukan segera.
(2)
Sistem
Sistem
merupakan mekanisme/prosedur yang disusun agar struktur organisasi dapat
mencapai standar tolok ukur yang ditargetkan: sistem dan prosedur pengadaan,
pengendalian dan pelaporan, budgeting, dsb. Sistem yang baik membuat orang
biasa akan bekeria secara luar biasa, sebaliknya sistem yang kurang baik akan
membuat orang yang luar biasa bekeria secara biasa biasa saja.
Salah
satu sistem yang harus dikembangkan adalah sistem untuk memotivasi karyawan.
Hal
ini sangat penting karena setiap karyawan yang mendapatkan penugasan di proyek
akan berhadapan dengan ketidakpastian mengenai keberlangsungan proyek.
Sebagaimana diketahui, siklus proyek terdiri dari tahapan conception, proposal
& bidding, project execution, dan commissioning. Potensi pembatalan proyek
masih terjadi pada tahap conception dan tahapan bidding.
Proyek
baru dipastikan akan berjalan (point of no return) pada saat EPC contract
signing dan financial closing. Selama kedua event tersebut belum terjadi,
risiko pembatalan proyek masih akan selalu membayangi. Mengadopsi pemikiran
Maslow tentang kebutuhan manusia, besaran pendapatan bukanlah satu satunya
sumber motivasi karyawan. Setidaknya terdapat 4 sumber motivasi karyawan, yaitu
: remunerasi, keamanan (security benefits), pengembangan diri, dan situasi
lingkungan kerja yang kondusif
(3)
Competency (Skill & Staff)
Setelah
struktur dirancang dan sistem didudukkan, maka langkah berikutnya adalah
penempatan karyawan. Mengacu pada pepatah "the right man in the right
place", pada dasarnya setiap orang akan bekerja optimal pada bidang yang
sesual dengan kompetensinya. Oleh karena itu rancangan organisasi harus
dilengkapi juga dengan postur kebutuhan karyawan sesuai dengan strategi
implementasi rencana strategis yang akan dijalankan.
Yang
dimaksudkan dengan postur kebutuhan karyawan bukan hanya menyangkut jenis
technical skilll keahlian yang dibutuhkan, tetapi juga karakteristik mentalitas
dan perilaku yang sesual. Dalam konteks proyek, variasi pekerjaan dan
lingkungan pekerjaan yang bersifat discontinuous menuntut adanya pimpinan
dengan karakteristik market driven. Ciri ciri dari seseorang dengan
karakteristik market driven antara lain adalah: menerima perubahan strategis
sebagai sebuah dinamika bisnis, extrovert/membuka diri, serta berorientasi pada
masa depan.
(4)
Culture (Shared value & Style)
Shared
value merupakan nilai nilai yang ditumbuh kembangkan untuk mengikat seluruh
elemen organisasi. Sedangkan style adalah gaya
manaJemen yang diaplikasikan untuk menggerakkan organisasi.
Dalam
konteks proyek, penciptaan suasana kerja yang egaliter dan result oriented
diperlukan untuk membangkitkan gairah dan motivasi bekerja. Oleh karena itu
iklim merasa ikut memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap keberhasilan
proyek perlu diciptakan. Sistem yang egaliter diterapkan dalam tatacara pergaulan
dan komunikasi untuk pemecahan masalah. Meskipun demikian proses pengambilan
keputusan dan komunikasi formal tetap mengikuti hierarki kewenangan dan
tanggung jawab.
Selain
tugas tugas formal, penciptaan situasi kebersamaan melalui wahana team building
sangat disarankan untuk organisasi proyek yang jenis dan lingkup pekerjaannya
sangat bervariasi dengan batasan waktu yang ketat. Lingkungan kerja yang
egaliter diperlukan untuk menghilangkan batas batas wilayah job desk tim
("borderless') sehingga cukup tersedia ruang fleksibilitas untuk
mengalokasikan personil pada tugas tugas khusus yang penyelesaiannya
membutuhkan personil dengan multi competencies.
Penutup
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi (dalam artian luas mencakup
struktur, sistem, kompetensi, shared value, style) merupakan kunci sukses dalam
implementasi rencana strategis perusahaan. Strategi perusahaan seringkali
mengalami kegagalan karena organisasi yang ada tidak mempunyai struktur yang
efisien, mentalitas pimpinan yang tidak mendukung, atau tidak adanya sistem
motivasi untuk berfikir dan berbuat secara strategis.
Pada
dasarnya organisasi bersifat dinamis. Struktur yang sekarang belum ada, bisa
dibuat struktur baru. Sebaliknya struktur yang ada bisa dihilangkan kalau
memang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan strategi perusahaan.
Dalam
menjalankan proyek strategis, struktur organisasi dirancang sesuai dengan
kompleksitas proyek, bukan untuk mengakomodasi kepentingan perorangan. Oleh
karena itu, didalam benak setiap karyawan harus mulai ditanamkan bahwa
perubahan organisasi untuk menyesuaikan dengan strategi perusahaan adalah
sesuatu yang wajar, Dengan demikian setiap karyawan juga slap menerima
perubahan organisasi dengan segala konsekwensinya.
0 komentar:
Post a Comment