Future Video

Friday, 25 June 2010

Kegundahan Seorang Guru

Dikisahkan Syekh Abu Suja’ adalah seorang ulama' terkenal, beliau menguasai puluhan kitab bahkan ratusan kitab, santrinya banyak mencapai ribuan, dan beliau dikenal sbg Maha Guru, suatu saat Syekh Abu Suja’ mengalami kegundahan hati, akhirnya beliau sholat malam utk minta petunjuk pd Allah bagaimana utk mengatasi kegundahan hati ini, maka Allah memberi isyaroh lewat mimpi, Syekh Abu Suja’ bertemu dg malaikat dan malaikat itu memberi petunjuk "Carilah Sofyan, kegundahanmu akan hilang saat engkau bertemu dengannya". Keesokan harinya saat Syekh Abu Suja’ bangun, maka dia menyuruh salah seorang santrinya untuk mencari Sofyan. Dan santrinya setelah mencari beberapa hari akhirnya dpt informasi tentang Sofyan, dia tinggal di rumah yg amat sederhana, dinding2nya dari bambu dan lantainya tanah.


Santri tadi langsung bilang, ada seorang yg namanya Sofyan tapi dia itu orang miskin yg kelihatannya bodoh, kenapa Syekh Abu Suja’ ingin menemui dia? sang Syekh Abu menjawab "sudahlah, skrg antarkan aku ke rumah Sofyan tsb". Setelah menempuh perjalanan maka sampailah Syekh Abu Suja’ dan seorang santrinya ke rumah Sofyan yg sederhana tsb.
Syekh Abu Suja’: "Assalaamu'aikum Yaa Sofyan, maka Sofyan membukakan pintu dan menjawab "Wa'alaikumussalam, silahkan masuk kalian berdua, setelah ketiganya berada di dalam rumah, Sofyan menanyakan maksud kedatangan tamunya ini dan bertanya "siapa anda2 ini koq tiba2 datang ke rumahku yg sederhana ini?" Syekh Abu Suja’ menjawab "Saya Syekh Abu Suja’ dan ini salah satu santri saya, saya datang kemari ingin minta saran kepada anda?" Sofyan menjawab: Ooo...anda ulama' terkenal itu ya, apakah anda merasa mampu jadi seorang guru? maka Syekh Abu Suja’ menjawab: Ya, saya mampu, maka Sofyan berkata: Kalau sudah merasa mampu buat apa kemari, pulang saja sana...gak ada gunanya kau kemari?, santri Syekh Abu Suja’ tdk terima gurunya dihina, santri tsb bilang pd gurunya "Syekh lebih baik kita pulang, benar kan perkiraan saya dia hanyalah orang miskin yg bodoh" Syekh Abu Suja’ langsung menatap tajam ke santrinya tsb dan berkata "Diam, kau ini tidak mengerti apa-apa!...akhirnya sang santri diam, dan Syekh Abu Suja’ berkata pada Sofyan "Tolong saya, saya belum mampu menjadi guru, saya tidak mengerti apa-apa" Dg pengakuan yg tulus ini akhirnya Sofyan tidak jadi mengusir Syekh Abu Suja’ dan berkata: "Baguslah kau sadar...

sekarang saya akan ajukan pertanyaan2 yg mudah, bila bisa menjawab kau layak jadi guru, bila belum dpt menjawab maka kau masih perlu belajar lagi"

Sofyan: pertanyaan pertama, tahukah engkau cara makan yg benar?
Syekh Abu Suja’: tahu, pertama baca bismillah, kemudian makan dg tangan kanan dan berhenti sebelum kenyang
Sofyan: salah...! dasar bodoh..! pertanyaan mudah saja tidak bisa kau jawab, aneh sekali kau bisa menjadi "Syekh/guru besar"

Santri yg tidak tahan gurunya dihina utk kedua kalinya berkomentar: Hai bodoh..! jangan menghina guruku beliau itu Maha Guru, kau tidak ada apa-apanya, guru ayo pulang saja, percuma bicara ma orang bodoh!

Syekh Abu Suja’ langsung marah pd santrinya: Diam..! ini urusanku dg Sofyan bila kau tdk suka plg saja sendiri...! maka sang santri ketakutan dan terpaksa diam dg hati yg mendongkol, hehehe....kasihan ya teman2 si santri ini....

Syekh Abu Suja’: ya saya bodoh, tolong pertanyaan lain, insya Allah saya bisa menjawab
Sofyan: pertanyaan kedua, tahukah engkau cara tidur yg benar?
Syekh Abu Suja’: tahu, sebelum tidur saya berwudlu dulu, kemudian aku berbaring sebagaimana berbaringnya Rosulullah sewaktu tidur dan sebelum kupejamkan mata ku membaca do'a sebelum tidur dan surat al-Ikhlas 7 kali

Sofyan: salah lagi....sekarang coba kau jawab pertanyaan yg ketiga ini yg paling penting krn kau guru agama, bagaimana cara kau mengajarkan agama
Syekh Abu Suja’: Aku mengajar agama berdasarkan Qur'an dan Hadits, dan setiap hari ku ajar mereka dg materi baru dan berbeda agar para santriku tidak bosan menerima pelajaranku

Sofyan: salah.....! jawaban kamu salah semua.......

Syekh Abu Suja’: kalau begitu berilah petunjuk diriku yg bodoh ini

Sofyan: baiklah bila kamu telah mengakui kekuranganmu, sebenarnya jawabanmu semua tadi itu benar tapi benar bg org2 yg tingkatannya masih kesadaran mata, sdangkan kau guru harusnya kau lebih tinggi tingkatannya yaitu tingkatan kesadaran akal. ini q beri penjelasan utk soal pertama sampai ke tiga

1. Cara makan yg benar, adalah lihat dulu makanannya halal atau haram, suci apa najis, kalau makan babi walau kau baca bismillah 1000x tetap akan membuatmu berdosa. Setelah jelas2 tahu bahwa makanan itu halal dan suci baru melakukan seperti apa yg kamu jawab tadi.

2. Cara tidur yg benar, yg kamu katakan tadi sebenarnya tidak seluruhnya salah, jawabanmu masih kurang tepat, bagi orang yg berakal tidak cukup hanya dzhohirnya saja yaitu berwudlu dan berdoa, tapi juga hatimu sewaktu belum tidur harus bersih dari dengki jg memaafkan semua kesalahan manusia dan bersih dari rasa cinta dunia, sehingga tidurmu adl tidur yg diridloi Allah, walau kau berwudlu dan berdoa tapi sebelum tidur di hatimu masih ada rasa dengki atau dendam atau rasa cinta dunia mngalahkan cinta pd Allah maka tidurmu adl tidur yg dimurka Allah SWT.

3. Cara mengajar yg benar, yg kamu jawab tadi itu bisa dilakukan semua orang, tidak hanya kamu, orang kafir pun yg mempelajari Qur'an dan Hadits dan dia pandai juga bisa mengajar seperti kamu, dan inti mengajar agama adl harus disertai rasa ikhlas dan hanya mengharap ridlo Allah, bukan pujian lebih2 bayaran.....faham kamu skrg Abu Suja’

Syekh Abu Suja’: terima kasih Sofyan, skrg hilang kegundahan hatiku, atas ilmu yg kamu berikan padaku, dan kamu santriku, jangan terlalu mudah menyimpulkan orang hanya dari penampilan, keadaan atau kata2nya yg kelihatan kurang sopan, terkadang dia hanya menguji kamu, sampai di mana akhlak kamu, dan rupanya kamu harus belajar tasawuf sama Sofyan shg bisa berakhlak dg benar,dan skrg minta maaflah pd Sofyan

Santri Syekh Abu Suja’: Maafkan kelancangan saya tadi Syekh Sofyan, Maaf saya tadi salah paham, setelah mendengarkan penjelasan anda, ternyata anda orang 'alim

Sofyan: Ya saya maafkan dan tidak apa2,sikap kamu membela guru kamu itu juga akhlak yg baik, tapi cara kamu tadi yg kurang baik, walau tujuan kamu benar, tapi kalau kamu pakai cara yg salah, sungguh demi Dzat Yg menguasai langit dan bumi, maka kebenaran tsb sulit utk diterima.

Dari cerita ini lihat perbandingan jawaban Abu Suja’ (kesadaran mata) dan jawaban Sofyan (kesadaran akal) dan dlm kisah tsb jg kumasukkan adab sbg seorang yg minta petunjuk tidak boleh "merasa mampu/merasa bisa" krn bila ada rasa ini sulit utk menerima "ilmu" yg lebih tinggi tingkatannya.

demikian dari ana, sblm q akhiri kisah ini, maaf utk akhi Abu Suja’ dan akhi Sofyan bila anda berdua ada yg tidak berkenan

Q akhiri semoga kita semua selalu dlm ridlo dan hidayah dari Allah..Aamiin Allaahumma Aamiin

0 komentar:

Post a Comment

Mobil Bekas
Pasang Iklan Rumah
Kontak Jodoh