Future Video

Sunday, 27 May 2012

RIWAYAT SINGKAT MASDJID BAITUSSALAM DJEKULO KAUMAN

Masjid Baitussalam
Jekulo Sebelum Direnovasi
    
Berdasarkan keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dari pinisepuh-pinisepuh desa Djekulo, bahwa pertama kali Masdjid Djekulo Kauman didirikan dan dibangun pada zaman Mbah R. Dja`far Shadiq (Sunan Kudus) oleh Mbah Djalil (panglima perang R. Fattah Demak) yang sekarang beliau dimakamkan di belakang Masdjid Djekulo dengan Mbah Abdul Qohar (keduaya berasal dari Djenu Tuban).

Pada waktu itu Mbah R. Dja`far rawuh di Djekulo (pada waktu itu nama desa Djekulo masih Pagujangan) bertemu dengan Mbah Abd Djalil, sedangkan di tempat itu sudah ada tanda-tanda bahan bangunan yang berupa tumpukan Kayu dan Tablek-Tablek, karena pada waktu itu di Pagujangan/Djekulo belum ada bangunan-bangunan rumah dari batu bata merah. Kemudian Mbah R. Dja`far Shadiq berkata, “Kok ono tumpukan boto, kanggo mbangun Mesjid? Sopo seng arep mbangun Masjid?”. Jawabnya Mbah Abd Djalil, “Duko nggih. Sak Djek Kulo wonten panggenan puniko sampun wonten puniko!”. Maka dari dialek tersebut, Desa ini yang pada mulanya bernama Pagujangan kemudian diganti denga nama Djekulo sampai sekarang.

Kemudian Mbah R. Dja`far Shadiq berkata lagi, “Apike Tablek lan tumukan boto kang empere kanggo bangunan iki, supoyo iteruske kanggo mbangun Mesjid ono ing kene, mbesuk bakal dadi makmur.” Jawab Mbah Abd Djalil, “Nggih.” Akhirnya tablek dan boto-boto tsb terus dibangun dijadikan Masdjid oleh Mbah Abd Djalil sampai selesai dengan bantuan bantuan Mbah Abd Qohar, dengan tidak ada dan tidak berupa bangunan dengan batu merah, karena Masjid Djekulo baru dibangun dengan batu bata merah kurang lebih pada tahun 1890 M, berkat hasil karya dan jasa Mbah Sanusi.

Naskah Asli Sejarah Masjid
BaitusSalam Jekulo Kauman
Sekitar pada tahun 1916 M, berhubung Masjid itu sudah banyak yang rusak dan benda-bendanya sudah teralu tua, kemudian Masjid Djekulo dibangun dan dilebarkan (pelebaran pertama kali) oleh masyarakat Djekulo pada tahun itu yang dipimpin oleh Mbah KH. Sausi (yang sekarang dimakamkan disebelah timur selatan masjid Djekulo, bersebelahan dengan makam Mbah KH. Yasin) dan dibantu oleh putra-putra Mbah Sanusi yang diantaranya: Mbah H. Ali Klaling, Mbah H. Ismail Jekulo. Dan tukang batunya dipimpin oleh Bapak Ilyas Jekulo dan lain-lain sampai tahun 1917 M. (hanya satu tahun bangunan dan pelebaran itu sudah selesai).

Pada tahun 1930/1931 bangunan masjid Djekulo yang sudah jadi mulai tahun 1917 itu, ditambahkan/diberi Serambi (beranda) tambahan di muka masjid oleh karyawan-karyawa pabrik rokok Tjap Amir Djekulo yang dipimpin oleh H. Nor Ali Amir dan tidak ada tambahan lagi sampai dengan tahun 1969 M,  berhubung bangunan masjid sudah terlalu tua dan ternyata pula pada waktu rakyat sholat jum`at sudah tidak dapat memuat semua pengunjung-pegunjung djum`atan yang sholat djum`atnya di pondok pesantren dan di halaman masjid, maka atas insiatif dari orang-orang terkemuka se-Djekulo, para kiai-kiai Djekulo, dan didukung oleh H. Ma`ruf dan semua rakyat Djekulo.

Pada tanggal 13 Februari 1969 M terbentuk Panitia Pembangunan/Pelebaran. Kemudian pada hari Senin Kliwon tanggal 14 Dzulhijjah 1388 / 3 Maret 1969 M, mulai dibangun dan dilebarkan lagi (merupakan pembangunan dan pelebaran yang kedua kalinya) oleh rakyat Djekulo dengan biaya setjara gotong-royong dari rakyat Djekulo khususnya, dan diberi bantuan/ sokongan dari Alm. H. Ma`ruf pabrik rokok Djambu Bol dengan segenap keluarganya dan dari orang-orang yag tidak nampak dan tidak dapat diketahuinya.

Kemudian pada malam hari Djum`at Wage tanggal 14 Dzulhijjah 1389 H ? 20 Februari 1970 M jadilah bangunan baru Masdjid Djekulo Kauman dengan selamat tidak ada halangan satupun apa seperti keadaan dan kenyataan yang dapat kita lihat dan dapat kita buktikan, kita saksikan sendiri tidak lain dan bukan. Semoga… Amin.




Editor: Moh Hammad Mujab

0 komentar:

Post a Comment

Mobil Bekas
Pasang Iklan Rumah
Kontak Jodoh