Future Video

Tuesday, 23 November 2010

Kekuatan NIAT yang TIDAK KUAT

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.


[Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]


Setiap AMAL tergantung dari NIATnya. Tentu saja, AMAL yang dimaksud adalah AMAL yang BAIK. Karena kalau AMALnya sudah BURUK maka tak perlu lagi dilihat NIATnya. Contoh, tak layak seseorang mengatakan "Saya berJUDI dengan berNIAT karena ALLAH karena jika MENANG saya akan membangun MASJID". Artinya, NIAT karena ALLAH hanya pantas disandingkan dengan AMAL yang BAIK. Sehingga tak benar jika kita menjeneralisirnya dengan perkataan "Ah, kan semua tergantung dari Niatnya, Allah yang lebih tahu apa sesungguhnya Niat saya melakukan Korupsi".



Maka jadikanlah ALLAH (dan RosulNya) sebagai NIAT dari amal perbuatan Anda. "Tidak diCIPTAkan JIN dan MANUSIA kecuali untuk menyembah ALLAH". Artinya, apa pun yang kita lakukan maka NIAT atau TUJUAN terINTInya adalah ALLAH SWT. Dan selain dari ALLAH adalah FANA.


Maka :

Sholatlah karena ALLAH dan bukan karena ingin menggugurkan Kewajiban

Makanlah karena ALLAH dan bukan karena Lapar atau karena makanannya enak atau karena ingin kenyang

Tidurlah karena ALLAH dan bukan karena Ngantuk atau karena ingin Sehat

Berbuat Baiklah karena ALLAH dan bukan karena ingin mendapatkan kebaikan yang lebih banyak

Menikahlah karena ALLAH dan bukan karena Cinta



Inilah makna dari "ALLAH tempat BERGANTUNG", dan "setiap AMAL itu terGANTUNG dari NIATnya", maka jadikanlah ALLAH sebagai pusat bergantungnya setiap NIAT dari AMAL perbuatan yang tengah Anda lakukan.


Saya coba jelaskan lebih lanjut; contoh : Jika seseorang mengatakan "Saya Mau Makan Karena Lapar", maka secara bawah sadar dia sedang mengabdi kepada makhluk yang bernama LAPAR. Tapi cobalah berlatih untuk mengatakan dan meniatkan bahwa "Saya Makan karena ALLAH", yang mana hadirnya LAPAR adalah sebagai TANDA dariNYA dan lahirnya NIKMAT sebagai SYUKUR kepadaNYA dan lahirnya SEHAT sebagai HIKMAH dari melakukan "ibadah" Makan karena Allah SWT.


Berikutnya "dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya", artinya, kalau dia makan karena LAPAR maka bayangan Mudah Lapar akan sering menghantuinya, atau kalau dia makan karena ingin kenyang, maka ia akan mendapatkan kenyang tapi ia tak mendapatkan ALLAH, dan dia akan terus mencari dan mengabdi kepada Sang Kenyang. Tapi jika Anda makan karena ALLAH, maka Anda akan mendapatkan ALLAH, Anda akan mendapatkan begitu baiknya ALLAH kepada Anda dan ALLAH adalah yang MENGGERAKKAN semua elemen yang ada di Alam Semesta. Sehingga, Lebih menyehatkan jika Anda makan karena Allah, dibandingkan jika Anda makan karena ingin Sehat.


NIAT itu adalah sesuatu yang sangat dalam bersemayam di dalam hati Anda. Niat bukan sekedar Tujuan, tapi Niat adalah Penghulunya Tujuan. Karena Niat itu dalam dan tersembunyi maka gantungkan NIAT Anda hanya kepada yang MAHA TERSEMBUNYI (Al-Bathin). Dan dari NIAT yang benar maka hadirlah HIKMAH-HIKMAH dalam kehidupan ini, tapi jangan sampai Anda menjadikan berbagai HIKMAH itu sebagai NIAT dari amal perbuatan Anda.


Wallahu alam, Wallahu alam Bish Showab, Wallahu alam Mim Murodhi....

KZ

http://cahaya-semesta.com/

0 komentar:

Post a Comment

Mobil Bekas
Pasang Iklan Rumah
Kontak Jodoh