Di kalangan ulama
ahli ijtihad, tidak ada perbedaan pendapat mengenai talqin (mengajarkan kalimal
La ilaaha illa Allah) kepada orang yang sedang sekarat, berdasarkan hadits:
لَقِّنُوْا
مَوْتَاكُمْ بِلاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ
"Hendaklah kamu
semua mengajarkan kepada orang-orang meninggal alian degan kalimat Laa ilaaha
illa Allah(tidak ada Tuhan selain Allah)"
Adapun mengajari
(talqin) orang yang baru dikuburkan menurut ulama madzhab Syafi'i, mayoritas
ulama madzhab Hambali dan sebagian ulama madzhab Hanafi dan Maliki hukumya
sunnah, berdasarkan riwayat At-Tabrani:
"Dari Abu Umamah
ra., "Apabila salah seorang di antara saudaramu meninggal dunia dan tanah
telah diratakan di atas kuburannya, maka hendaklah salah seorang diantara kamu
berdiri di arah kepala, lalu ucapkanlah, ‘Hai Fulan bin fulanah (nama mayat dan
nama ibunya). ‘Sesungguhnya si mayat itu mendengar, namun tidak dapat menjawab.
Kemudian ucapkan ‘Hai fulan bin fulanah, ‘Sesungguhnya dia duduk. Lalu ucapkan
lagi, ‘hai fulan bin fulanah, maka si mayat berkata, ‘Bimbinglah kami, semoga
Allah merahmatimu. Kemudian katakanlah "ingatlah apa yang kamu pertahankan
saat meninggal dunia berupa kalimat syahadat dan kerelaanmu trhadap Allah
sebagai Tuhan, islam sebagai agama, Muhammad sebagai Nabi, dan Al-Qur'an
sebagai panutan. Sesungguhnya malaikat munkar dan nakir saling berpegangan tangan
dan berkata, ‘ayo pergi. Tidak perlu duduk di sisi orang yang diajarkan
kepadanya jawabannya. Allah-lah yang dapat memintainya jawaban, bukan malikat
munkar dan akir. Lalu ada seorang laki-laki bertanya, ya Rasulullah bagaimana
jika ibu si mayat tidak diketahui? Beliau menjawab, sambungkan nasabnya ke ibu
Hawa. (HR. At-Thabrani)
Hadits tersebut
marfu', sekalipun dhoif, tetapi hadits ini boleh diamalkan dalam amal-amal
kebaikan (fadhoilul a'mal) dan untuk mengingatkan orang-orang mukmin, dan juga
mengingatkan firman Allah SWT:
"Dan tetaplah
memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang yang beriman."
(QS. Adz-Dzariyat: 55)
Dan tentu saja nasehat yang paling dibutuhkan oleh setiap hamba adalah ketika baru saja dikebumikan. Imam ibnu Taimiyah dalam fatwa-fatwanya menjelaskan, sesungguhnya talqin sebagaimana tersebut diatas benar-benar dari sekelompok sahabat Nabi SAW.bahwa mereka menganjurkan talqin. Diatara mereka adalah Abu Umamah ra. Imam ibnu Taikiyah berkata, "Hadits-hadits yang menerangkan bahwa orang yang dalam kubur itu ditanya dan diuji dan perlu di doakan adalah sngat kuat. Oleh sebab itu talqin berguna baginya, sebab mayat itu dapat mendengar seruan, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang shohih:
Dan tentu saja nasehat yang paling dibutuhkan oleh setiap hamba adalah ketika baru saja dikebumikan. Imam ibnu Taimiyah dalam fatwa-fatwanya menjelaskan, sesungguhnya talqin sebagaimana tersebut diatas benar-benar dari sekelompok sahabat Nabi SAW.bahwa mereka menganjurkan talqin. Diatara mereka adalah Abu Umamah ra. Imam ibnu Taikiyah berkata, "Hadits-hadits yang menerangkan bahwa orang yang dalam kubur itu ditanya dan diuji dan perlu di doakan adalah sngat kuat. Oleh sebab itu talqin berguna baginya, sebab mayat itu dapat mendengar seruan, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang shohih:
"Sesungguhnya
Nabi SAW. Bersabda: "Sesungguhnya mayat dalam kubur itu mendengar gesekan
sandal-sandal kamu semua."
Sementara itu, dalam
hadits yang lain disebutkan:
"Sesungguhnya
beliau bersabda: "kamu semua tidaklah lebih mendengar apa yang kau ucapkan
daripada mereka."
0 komentar:
Post a Comment