Makin
berkembangnya paham Islam radikal ke berbagai penjuru di tanah air
dewasa ini harus diimbangi dengan Islam yang santun, menyejukkan dan
rahmatan lil alamin.
Tambahan
lagi dengan perkembangan teknologi informasi, Islam yang berpaham
radikal melakukan tindakan kekerasan seperti teroris, penghancuran
tempat-tempat ibadah kelompok yang berbeda dengannya, sampai dengan
pembunuhan atas nama agama, makin luas perkembangannya.
Masih ada
tokoh, mubaligh/dai yang menimbulkan rasa benci, fitnah dan meresahkan
umat dari materi dakwah yang disampaikannnya. Padahal kehadiran
mubaligh/dai diharapkan untuk menyejukkan dan mendatangkan rasa
ketenangan dalam hidup oleh Amat. Dakwah yang disampaikan bukan caci
maki, dan sesuai dengan kebutuhan Amat dimana para mubaligh/dai
menyampaikan dakwahnya.
Apalagi
kemajuan teknologi informasi, telah menyebabkan umat dapat mencari
informasi dakwah melalui tivi, hape, internet dan suratkabar. Umat
memperolehnya tidak terbatas waktu dan tempat. Tentunya para
mubaligh/dai semakin dituntut untuk dapat membaca dan memahami apa yang
dibutuhkan umat.
Landasan
normatif nilai-nilai Aswaja yang dikembangkan NU sejak 1926 silam perlu
diterapkan dalam berdakwah. Secara garis besar nilai tersebut adalah
tawazun (seimbang), tasamuh (toleran), tawassuth (jalan tengah/moderat),
i’tidal (adil).
Pada tahun
1914, jauh-jauh hari sebelum kemerdekaan Indonesia, Rais Akbar
Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari sudah mengenalkan istilah ukhuwah
wathoniyah, persaudaraan sebangsa. Ini juga dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW saat membangun masyarakat Madinah.
Cinta
tanah air itu dalam rangka mengamalkan ajaran Islam. Perjuangan Nabi di
Madinah itu dilandasi semangat membangun tanah air. Nabi membangun
masyarakat yang mutamaddin, yang lintas kelompok, suku dan agama.
Dalam
berdakwah untuk membangun tanah air, para dai jangan hanya berkisah
tentang surga dan neraka, tentang pahala dan dosa. Tetapi juga mengajak
masyarakat untuk membangun masyarakat yang beradab.
Mewujudkan
masyarakat yang aman, damai, sejahtera, atau masyarakat yang sehat
itulah ajaran Islam. Dan dalam rangka mewujudkan itu, kita gunakan ilmu
pengetahuan. Semua pengetahuan itu dari Allah yang menjadi bekal kita
mewujudkan masyarakat yang beradab, yang mutamaddin.
0 komentar:
Post a Comment