Future Video

Wednesday 5 December 2012

Mubaligh Diharapkan Menyejukkan Umat

Makin berkembangnya paham Islam radikal ke berbagai penjuru di tanah air dewasa ini harus diimbangi dengan Islam yang santun, menyejukkan dan rahmatan lil alamin.
 
Tambahan lagi dengan perkembangan teknologi informasi, Islam yang berpaham radikal melakukan tindakan kekerasan seperti teroris, penghancuran tempat-tempat ibadah kelompok yang berbeda dengannya, sampai dengan pembunuhan atas nama agama, makin luas perkembangannya.

Masih ada tokoh, mubaligh/dai yang menimbulkan rasa benci, fitnah dan meresahkan umat dari materi dakwah yang disampaikannnya. Padahal kehadiran mubaligh/dai diharapkan untuk menyejukkan dan mendatangkan rasa ketenangan dalam hidup oleh Amat. Dakwah yang disampaikan bukan caci maki, dan sesuai dengan kebutuhan Amat dimana para mubaligh/dai  menyampaikan dakwahnya.

Apalagi kemajuan teknologi informasi, telah menyebabkan umat dapat mencari informasi dakwah melalui tivi, hape, internet dan suratkabar. Umat memperolehnya tidak terbatas waktu dan tempat. Tentunya para mubaligh/dai semakin dituntut untuk dapat membaca dan memahami apa yang dibutuhkan umat.

Landasan normatif nilai-nilai Aswaja yang dikembangkan NU sejak 1926 silam perlu diterapkan dalam berdakwah. Secara garis besar nilai tersebut adalah tawazun (seimbang), tasamuh (toleran), tawassuth (jalan tengah/moderat), i’tidal (adil). 

Pada tahun 1914, jauh-jauh hari sebelum kemerdekaan Indonesia, Rais Akbar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari sudah mengenalkan istilah ukhuwah wathoniyah, persaudaraan sebangsa. Ini juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW saat membangun masyarakat Madinah.

Cinta tanah air itu dalam rangka mengamalkan ajaran Islam. Perjuangan Nabi di Madinah itu dilandasi semangat membangun tanah air. Nabi membangun masyarakat yang mutamaddin, yang lintas kelompok, suku dan agama. 

Dalam berdakwah untuk membangun tanah air, para dai jangan hanya berkisah tentang surga dan neraka, tentang pahala dan dosa. Tetapi juga mengajak masyarakat untuk membangun masyarakat yang beradab.
Mewujudkan masyarakat yang aman, damai, sejahtera, atau masyarakat yang sehat itulah ajaran Islam. Dan dalam rangka mewujudkan itu, kita gunakan ilmu pengetahuan. Semua pengetahuan itu dari Allah yang menjadi bekal kita mewujudkan masyarakat yang beradab, yang mutamaddin.

0 komentar:

Post a Comment

Mobil Bekas
Pasang Iklan Rumah
Kontak Jodoh