Putra Putri Nabi Muhammad SAW
Menurut pendapat ulama yang paling sahih, putra-putri beliau berjumlah
tujuh orang. Tiga laki laki dan empat perempuan. Putra beliau yang
pertama ialah Qasim, dan dari nama putra beliau inilah yang kemudian
menjadi julukan beliau. Abbal Qasim.
Kemudian Zainab, Ruqayyah,
Fathimah, Ummu Kultsum (namanya pun menjadi julukannya), dan kemudian
Abdullah yang dinamai juga dengan Thayib atau Thahir.
Namun ada
juga yang mengatakan bahwa Thayib dan Thahir itu lain dari Abdullah
yang keduanya dilahirkan dari satu rahim sebelum beliau diangkat menjadi
Nabi, dan ada pula yang mengatakan lain dari itu. Semuanya dilahirkan
di kota Makkah, dari satu kandungan yaitu Siti Khadijah. Kemudian lahir
Ibrahim dari kandungan Maria Al-Qibthiyah.
1. Qasim
Qasim
meninggal di kota Makkah setelah usianya mencapai dua tahun. Ada juga
yang mengatakan di bawah dua tahun dan ada pula yang mengatakan di atas
dua tahun. Dia adalah putra beliau yang pertama meninggal dunia.
Kemudian Abdullah, yang juga meninggal di Makkah ketika masih
kanak-kanak. Ketika itu, Al-Ash bin Wa’il berkata: “Terputuslah
keturunannya!”Maka Allah menurunkan firman-Nya: ‘Sesungguhnya
orang-orang yang membencimu itulah yang akan terputus keturunannya’. (QS
A1-Kautsar: 3)
2. Ibrahim
Ibrahim dilahirkan di bulan
Dzulhijjah tahun kedelapan Hijrah. Beliau meng-akikah-kannya pada hari
ketujuh dari kelahirannya dengan menyembelih dua ekor domba, dan pada
hari itu juga ia diberi nama dan rambutnya dicukur.Beliau bersedekah
dengan perak seberat timbangan rambut Ibrahim. Dan rambut itu ditanam.
Ibrahim meninggal dunia pada tahun kesepuluh Hijriah dalam usia satu
tahun sepuluh bulan, dan ada yang mengatakan satu tahun enam bulan.
Dimakamkan di Baqi’.
3. Zainab
Zainab dipersunting oleh
saudara sepupunya Abul’Ash bin Rabi’ bin Abdul ’Uzza bin Abdu Syams bin
Abdu Manaf. Ibunya Halah binti Khuwailid. Dari perkawinan ini lahirlah
Ali dan Umamah. Ali putra Zainab inilah yang digoncengkan Rasulullah di
belakang ontanya pada peristiwa penaklukan kota Makkah (Fath-Makkah). Ia
meninggal dunia di kala usianya menginjak dewasa. Sedangkan Halah binti
Mughirah dipersunting oleh Ali bin Abu Thalib, sesudah bibinya Fathimah
tiada, sesuai wasiat dari Fathimah. Setelah Ali meninggal dunia, ia
kemudian dipersunting oleh Mughirah bin Nofel bin Harits bin Abdul
Mutthalib berdasarkan wasiat Ali. Dari perkawinannya dengan Mughirah
ini, Halah melahirkan seorang anak yang diberi nama Yahya bin
Mughirah.Ia meninggal dunia sebelum Mughirah. Dahulu, semasa kecilnya,
Rasulullah sangat suka sekali kepadanya, sehingga sering dibawa beliau
dalam shalat.
Zainab dilahirkan pada tahun ketigapuluh dari kelahiran Rasul s.a.w. dan meninggal dunia pada tahun kedelapan Hijriah.
4. Ruqayah
Ruqayah di persunting oleh Utsman bin Affan. Konon hal itu terjadi di
masa jahiliyah, dan ada juga yang mengatakan sesudah Utsman masuk Islam.
Utsman berangkat hijrah bersama Ruqayah ke negeri Ethiopia dua kali.
Ruqayah melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Abdullah bin
Utsman, dan meninggal sesudah Ruqayah, dalam usia enam tahun. Ketika
itu, matanya dipatuk seekor ayam jantan hingga mukanya bengkak dan
akhirnya meninggal dunia. Ruqayah dilahirkan pada tahun ketigapuluh tiga
dari kelahiran Nabi s.a.w., dan meninggal pada hari tibanya Zaid bin
Haritsah di Madinah sambil membawa berita tentang kekalahan orang-orang
musyrik di Badr.
5. Ummu Kultsum
Ummu Kultsum dipersunting
oleh Utsman sesudah kematian Ruqayah. Karena itulah Utsman mendapat
gelar Dzunnurain (pemilik dua cahaya). Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan
Ibn Asakir dari Abu Hurairah. Nabi s.a.w. mendatangi Utsman di pintu
masjid, lalu beliau berkata: “Hai Utsman, Jibril telah menyuruhku agar
mengawinkan engkau dengan Ummu Kultsum dengan mahar sama seperti mahar
Ruqayah dan sama seperti engkau memperlakukan Ruqayah.”
Ummu
Kultsum tidak melahirkan anak dari Utsman. Ia meninggal pada tahun
kesembilan Hijriah. Tatkala Ummu Kultsum tiada, Nabi berkata: “Kalian
kawinkanlah Utsman, seandainya aku masih mempunyai seorang putri lagi,
sungguh akan aku kawinkan lagi ia dengannya. Aku tidaklah
mengawinkannya, melainkan dengan wahyu dari Allah SWT.”
Ruqayah
dan Ummu Kultsum sebelum itu telah pernah kawin. Ruqayah dengan Utbah
bin Abu Lahab dan Ummu Kultsum dengan Utaibah bin Abu Lahab yang
kemudian dimangsa singa akibat doa Rasul s.a.w. Tetapi perkawinan mareka
tidak lama, atas suruhan Abu Lahab akhirnya kedua orang itu menceraikan
mereka, sebelum bercampur.
6. Fathimah
Fathimah binti
Rasulullah dipersunting oleh Ali bin Abu Thalib. Ketika itu, Ali berusia
duapuluh satu tahun lima bulan, sedangkan Fathimah berusia limabelas
tahun lima bulan, sesudah kepulangan dari perang Badr. Demikian
disebutkan dalam kitab sejarah Al-Halabiyah. Sedang lahirnya adalah satu
tahun sebelum kenabian, dan meninggal dunia enam bulan sesudah ayahnya
Rasulullah s.a.w. meninggal, yaitu pada malam Selasa tanggal 3 Ramadhan
tahun kesebelas Hijriah. Dimakarnkan oleh Ali pada malam hari.
Fathimah, seperti yang dikatakan oleh Ibnu Duraid, adalah kata yang
berasal dari “Fathman” yang sama artinya dengan “qathan” atau “man’an”,
artinya “memotong, memutuskan atau menecegah”. Ia dinamakan demikian
karena Allah SWT mencegah dirinya dari api neraka. Sebagaimana yang
disebutkan dalam akhbar-akhbar yang akan dijelaskan nanti.
Sebelum itu, Fathimah sudah pernah dilamar oleh Abu Bakar dan Umar,
namun ditolak oleh Rasul dengan halus. Ketika Ali mengajukan lamaran,
maka lamarannya itu langsung diterima. Mas kawinnya adalah baju besinya,
sebab Ali tidak mempunyai apa-apa selain dari itu. Kemudian baju besi
itu dijual denga harga empat ratus delapan puluh dirham. Kemudian
Rasulullah s.a.w. memberi kan kepada Fathimah sebuah bantal dari kulit
yang diisi rumput kering, dan rumahnya dihampari dengan pasir.
Beliau juga memberikan sebuah kulit domba yang sudah disamak kepada
Fathimah untuk dijadikan kasurnya, dan sebuah gantungan pedang, wadah
air dari kulit serta dua buah tempayan tanah, seperti yang disebutkan
dalam beberapa riwayat.
Dalam sebuah hadis riwayat Muslim dari
sahabat Jabir: “Kami menghadiri perayaan perkawinan Ali bin Abu Thalib
dan Fathimah binti Rasulullah s.a.w. Tidak pernah kami menyaksikan
perayaan sebaik itu. Rasulullah telah menghidangkan buat kami buah
anggur kering dan kurma.”
Diriwayatkan oleh Al-Thabarani hadist
yang bersumber dari Asma: “Tatkala Fathimah diserahkan kepada Ali bin
Abu Thalib, ia tidak mendapatkan apa apa di dalam rumah Ali selain dari
lantai pasir, sebuah bantal yang berisi rumput kering, sebuah tempayan
tanah dan sebuah kendi. Kemudian Rasulullah mengutus seseorang kepada
Ali membawa pesan: ‘Janganlah kau dekati isterimu hingga aku datang
menemui kalian berdua! ‘Tak lama kemudian beliau datang, lantas beliau
meminta sebuah bejana berisi air, lalu beliau membacakan doa pada air
itu beberapa saat lamanya. Setelah itu beliau mengusap dada dan muka Ali
dengan air tadi, lalu beliau memanggil Fathimah, lalu sisa air itu
dipercikkan beliau ke atas tubuhnya.
Dalam hadis Buraidah
disebutkan:“Lalu Rasulullah meminta sebuah bejana berisi air dan
kemudian berwudhu. Setelah itu beliau memercikkan air itu ke atas Ali
seraya berdoa ’Ya Allah, berilah keberkatan dalam perkawinan mereka ini
dan berilah keberkatan kepada keturunan mereka!’”
Sedang dalam
riwayat lain disebutkan: “Dan beliau pun memercikan air tersebut pada
kepala dan antara kedua dada Siti Fathimah seraya berdoa: ‘Ya Allah, aku
memohonkan perlindungan kepadamu buat dirinya dan diri keturunannya
dari gangguan setan yang terkutuk’
Selama hidup berumah tangga
dengan Siti Fathimah, Ali tidak mengawini wanita lain. Ali pernah
melamar puteri Abu Jahal, namun Rasulullah tidak menyetujui hal itu.
Beliau berkata: “Demi Allah, puteri Rasulullal tidak mungkin dikumpulkan
dengan putri musuh Allah di bawah satu orang laki-laki.”
Ali pun
membatalkan lamaran tersebut. Dari perkawinan Ali dan Fathimah ini,
Fathimah melahirkan enam anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan.
Laki-laki: Hasan, Husein dan Muhassin.
Sedangkan yang perempuan
ialah, Zainab, Ummu Kultsum dan Ruqayah. Demikian diriwayatkan oleh
Laits bin Sa’ad. Ruqayah meninggal dunia sebelum dewasa, dinukil oleh
Ibnu Jauzi. Adapun Hasan dain Husein banyak menurunkan keturunan
sebagaimana akan dijelaskan kemudian. Sedangkan Muhassin, meninggal
karena ibunya keguguran.
Zainab dipersunting oleh saudara
sepupunya yang bernama Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib, dan
melahirkan Ali, Aunan Al-Akbar, Abbas, Muhammad dan Ummu Kultsum.
Keturunan mereka banyak dan sampai sekarang masih ada. Tentang Zainab
ini akan dibicarakan lagi di bagian lain.
Umum Kultsum
dipersunting oleh Umar bin Khattab r.a. Ia melahirkan Zaid dan Ruqayah,
tetapi keduanya tidak memperoleh keturunan. Kemudian Umar tiada, ia
dipersunting pula oleh saudara sepupunya yang bernama Aun bin Ja’far bin
Abu Thalib. Dan ketika Aun ini meninggal dunia, maka ia dipersunting
pula oleh saudara Aun yang bernama Muhammad, dan Muhammad pun meninggal.
Lalu ia dipersunting pula oleh saudara Muhammad yang bernama Abdullah,
tanpa melahirkan seorang putra pun dari ketiga orang suaminya yang
terakhir ini.
Demikian disebutkan oleh Al Suyuthi dalam kitab
Al-Zainabiyah. Sedangkan di dalam kitab Al-Mawahib disebutkan bahwa Ummu
Kultsum melahirkan seorang anak perempuan dari suaminya yang kedua,
namun meninggal dunia selagi kanak-kanak.
0 komentar:
Post a Comment