Oleh: Mokhamad Rois
Ada sebuah hubungan yang komplek dan saling terkait antara tiga unsur penting atau hasil dari pembelajaran seumur hidup, yaitu: pendidikan untuk peningkatan ketrampilan pada para pekerja, peningkatan kemampuan kepemimpinan pribadi agar hidup lebih berguna, dan menciptakan masyarakat yang lebih kuat dan lebih terbuka. Ini adalah hubungan yang saling mempengaruhi antara unsur-unsur pembelajaran tersebut yang menggerakkan pembelajaran seumur hidup, dan inilah mengapa pembelajaran seumur hidup merupakan proses yang komplek dan saling terkait. Proses tu sendiri dimulai sejak usia sebelum sekolah (pre-school) yang berlanjut pada usia wajib sekolah dan setelah tamat sekolah (tamat pendidikan formal atau tamat pelathan) yang selanjutnya akan dilakukan secara terus-menerus sepanjang hidup. Hal ini diwujudkan melalui pengalaman-pengalaman belajar dan juga melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan di rumah, di tempat kerja, di unversitas dan perguruan tinggi, dan juga pada tempat-tempat atau institusi pendidikan sosial budaya lainnya, juga menata pendidikan formal dan non-formal dalam satu komunitas belajar.
Untuk pengembangan serta pelaksanaann kebijakan-kebijakan yang efektif dalam bidang pendidkan khususnya yang melibatkan anggota APEC, tiga unsur pembelajaran ini mensyaratkan adanya keterkaitan, konsistensi, terkoordinasi/tertata dan terintegrasi serta perlu pendekatan pembelajaran dari berbagai sisi. Realisasi dari pendekatan pembelajaran untuk pengembangan dan kemajuan ekonomi, dan untuk pengembangan karakter undividu serta untuk keterbukaan, pemahaman dan prilaku masyarakat yang demokratis, tidak akan mudah dicapai.
Bagian penting dari unsur-unsur alami pembelajaran seumur hidup adalah saling terkait. Hal tersebut merupakan prasyarat yang paling dasar untuk mencapai tujuan. Inilah yang menjadi perhatian para anggota APEC sebagai sebuah tujuan penting yang berhubungan dengan masalah ekonomi, pendidikan dan social politik. Perhatian yang terus-menerus terhadap kebijakan-kebijakan untuk pembelajaran seumur hidup akan membantu dalam pencapaian berbagai tujuan kebijakan-kebijakan, yang di dalamnya termasuk juga mengenai pembangunan ekonomi yang kuat yang terus bergerak dan mampu bersaing, tersedianya kesempatan yang luas bagi pengembangan diri dan pembangunan struktur masyarakat yang lebih kaya di mana perinsip-perinsip serta keterbukaan social yang ideal, keadilan dan persamaan bisa didukung dan diwujudkan.
Untuk mencapai tujuan-tujuan ini diperlukan pemikiran yang mendalam terhadap ketentuan-ketentuan, ketersediaan serta tujuan-tujuan pendidikan dan platihan, dan merubah orientasi/pandangan ke depan tentang konsep dan isi tentang ide "Komunitas Belajar". Inilah yang terpenting, tantangan terhadap pemerintah, pembuat kebijakan dan pendidik di kawasan Asia Pasifik. Jika mereka berpegang kepada konsep pembelajaran seumur hidup dan realisasi tujuan dari "Pembelajaran Seumur Hidup Untuk Semua".
PEMBELAJARAN SEUMUR HDUP
DAN SEKOLAH WAJIB (WAJIB BELAJAR)
Konsep pembelajaran seumur hidup dan berakhir dengan tujuannya akan mensyaratkan anggota ekonomi APEC untuk mempertimbangkan gagasan tersebut serta mempertimbangkan lembaga-lembaga wajib belajar di masa sekarang. Seperti gagasan Hughes (1993 hal.17):
"Lebih dari sekedar menjadi periode sekolah yang unik yang meningkat dari pendidikan dasar, meningkat ke sekolah kejuruan atau sekolah-sekolaj yang lebh tinggi, pendidikan wajib (wajib belajar) adalah satu tahapan dalam proses kehidupan. Bagaimanapun juga tahapan ini mempunyai dua syarat kunci; penyediaan pendidikan dasar untuk pembelajaran tingkat lanjut; menjamin keberlanjutan dari motivasi untuk melanjutkan ke pendidikan tingkat lanjut". Ini mungkin lebh menunjukkan pada pendekatan yang diatur secara lebih fleksibel dari pada hanya sebuah persoalan yang ada pada sekolah saat ini. Hal ini dapat dipastikan akan berdampak pada kebutuhan adanya keterlibatan dari para siswa secara lebih dalam dan lebih membangun dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan."
Ball (1993 hlm.2) berpendapat bahwa untuk tujuan pengembangan dan pembelajaran seumur hidup "sekolah wajib" harus bisa mencapai dua tujuan; ketentuan dalam pengetahuan dasar dan pengembangan kemampuan/ketrampilan belajar yang lebh baik. Bagaimanapun juga, sebagaimana semua pendidik, orang tua siswa dan siswa ketahui, pengembangan ketrampilan ini tidaklah mudah. Kesulitan terbesar muncul ketika isi kurikulum yang terlalu banyak ditambahkan pada tahun-tahun wajib sekolah, salah satu kesuitannya adalah, karena informasi yang berlebihan yang diterima siswa menyebabkan kebingungan dalam pemahaman. Pendekatan seperti itu juga beresiko pada kurangnya waktu dan tenaga yang disediakan untuk penguasaan pembelajaran dan kemampuan peneltian yang berhubungan dengan pendekatan pembelajaran terbaru.
Dari segi perkembangannya, masa wajib sekolah harus dipandang sebagai tahapan pendidikan, di mana para siswa diberi pengetahuan umum untuk pengembangan kemampuan kognitif dan afektif serta kemampuan ketrampilan belajar yang menjadi persyaratan pembelajaran sepanjang masa. Pengetahuan dan ketrampilan yang lebih spesifik dapat diajarkan sebagai kebutuhan hidup lebih lanjut dan pada tempat-tempat yang lebih sesuai dengan kemampuan mereka.
Ke depan, sebagai tambahan untuk evaluasi kurkulum, pengajaran dan pembelajaran, penngkatan persyaratan dan kesempatan dalam program pembelajaran seumur hdup akan membutuhkan peran APEC untuk menguji isu-isu yang berkaitan dengan pemerintahan, manajemen dan pola-pola atau hubungan-hubungan dengan pendidikan. Inti dari kesemuanya adalah gagasan untuk menciptakan sekolah sebagai "orgsnisasi pembelajaran".
Sekolah harus mencontohkan karakteristik terbaik dalam organisasi pembelajaran. Sebuah tipe pengorganisasian ide, sekarang sedang disesuaikan dengan kepercayaan yang kuat dan menonjol di masyarakat banyak. Di dalam ilmu ekonomi sekarang ini, kemampuan mengajar mempunyai hubungan secara langsung dan jelas dengan masalah ekonomi dan kesejahteraan individu. Kesimpulannya, jika ekonomi di kawasan Asia Pasifik harus mencapai tujuan-tujuan dan kepentingan-kepentingan yang berhubungan dengan pembelajaran seumur hidup. Sekolah dan lembaga pendidikan lainnya perlu untuk dijadikan organisasi pembelajaran serta sebagai pusat komunitas belajar. Sebenarnya, orang-orang yang tertarik dengan apa yang dibuat sekolah menginginkan untuk memainkan peranan sebagai anggota pada seluruh komunitas belajar si mana mereka dan sekolah-sekolahnya termasuk di dalamnya.
PEMBELAJARAN SEUMUR HIDUP DAN KELUARGA
Ada beberapa cara penting di mana keluarga dapat berfungsi sebagai sumber dan pendorong serta perangsang untuk meningkatkan pemahaman arti dan isi dari pembelajaran seumur hidup. Campbell (1992 hlm. 2-3) sebagai contoh; telah mengidentifikasi beberapa karakter keluarga yang mendorong pembelajaran yaitu ada perasaan yang mengontrol kehidupan mereka, komunikasi berkala tentang harapan yang tinggi kepada anak, harapan keluarga akan kesuksesan masa depan, pengenalan akan kerja keras sebagai kunci sukses, cara hidup akatif yang dibandingkan dengan hidup bermalas-malasan, pandangan tentang kerja dengan system yang saling mendukung dan unit pemecahan masalah, ketaatan terhadap aturan-aturan rumah tangga yang dipahami secara jelas, dorongan secara konsisten dan hubungan berkala dengan para guru.
Pokok dari pembelajaran dalam keluarga dan hubungannya terhadap pembelajaran seumur hdup mempunyai banyak sisi dan beberapa kemungkinan yang terjadi berkenaan dengan sekolah. Sebagai contoh, ada wilayah-wlayah penting dari isi dan nilai dari kurikulum sekolah yang sangat penting yang bisa menjadikan para pemuda bisa "memulai dengan benar". Keluarga, dengan penuh kesadaran, menginginkan untuk mempunyai peranan yang luas terhadap "apa dan bagaimana para pemuda belajar" dengan memperhatikan hubungan antar sesame juga terhadap hak-hak dan tanggungjawab sebagai anggota keluarga. Banyak pemuda dapat belajar tentang isu-isu ini di sekitar keluarga dan sekolah. Bagaimanapun juga keberhasilan dan keefektifan pembelkajaran di wilayah ini serta wilayah-wilayah lainnya dikuatkan dan didukung oleh gabungan antara kesempatan pendidikan yang dibiayai dan menjadi tanggung jawab keluarga dan juga oleh komunitas atau lingkungan sekolah.
Inti dari harapan ini adalah melalui keterlibatan orang tua dan aktifitas sekolah. Ini mungkin mengharuskan adanya kursus-kursus untuk orang tua atau juga untuk menggunakan fasilitas sekolah dan sumber-sumber lain dari instansi yang terkait. Ada banyak cara yang lain untuk melibatkan orang tua dalam seluruh rangkaian aktifitas sekolah. Sekolah juga institusi pendidikan lainnya, bisa membuat kesepakatan yang besar untuk membangun rasa kebersamaan dalam satu komunitas, sebagaimana fungsi sekolah adalah sebagai pusat komunitas belajar untuk berbagai tipe orang. Keterlibatan orang tua dalam lngkungan belajar ini menjadikan sebuah hubungan yang terangkai antara sekolah, orang tua serta komunitas kelompoknya, serta perasaan kebersamaan dalam komunitas belajar. Dalam proses ini, orang tua harus diperlakukan sama ketika mengadakan evaluasi terhadap pengalaman dan aktifitas belajar anak. Kemauan orang tua, termasuk bekerja sama cesara aktif , akan meningkat ketika orang tua tahu bagaimana untuk berpartisipasi dan mereka secara penuh bisa diteriman sebagai patner dalamproses belajar.
Sebagai akibatnya, orang tua perlu lebih tahu tentang perkembangan kurikulum serta perubahan-perubahan yang ada dalam penddektan belajar mengajar. Hanya dengan itulah mereka dapan mensuport dan membantu proses belajar. Dengan ini ada sebuah peningkatan kebutuhan bagi orang tua untuk mengikuti kursus-kursus untuk membiasakan diri mereka dengan perkembangan teori serta teknologi pembelajaran yang baru. Sekolah-sekolah harus bisa memberikan dukungan yang sungguh-sungguh untuk pembelajaran seumur hidup pada komunitas tingkat local. Jika sekolah-sekolah dan institusi pembelajaran lainnya mengharapakan orang tua serta orang-orang yang lain terlibat dalam aktifitas belajar anak terlbat lebih dalam lagi, maka akibatnya akan lebih luas lagi termasuk pada penerimaan perubahan-perubahan di sekolah sebagai hasil dari peningkatan perhatian untuk pembelajaran seumur hidup.
Sekolah mempunyai kontribusi dalam perkembangan kesempatan pembelajaran baru melalui kerjasama dengan keluarga, yaitu dari kemitraan akan mendapatkan bermacam-macam manfaat pada sekolah. Sebagi contohnya, salah satu manfaat yang terbesar dari keterlibatan orang tua dalam proses belajar adalah terciptanya jaringan yang menghubungkan sekolah dengan kelompok/komunitas lainnya
0 komentar:
Post a Comment